Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Terhadap Internal Audit
PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INTERNAL AUDIT
Komputer bukan lagi barang baru bagi masyarakat dewasa ini. Dari televisi, AC, DVD Player dan peralatan elektronik lainnya dikendalikan oleh microchip, otak komputer. Tapi, sayang sekali auditor internal belum memanfaatkan komputer dalam melakukan tugasnya. Saat ini komputer bagi sebagian besar auditor masih sebagai pengganti mesin ketik, yang hanya digunakan untuk aplikasi word processor (MS Word) dan spreadsheet (MS Excel).
Berbagai alasan yang biasa digunakan, misalnya ”Saya bukan auditor sistem informasi”, atau ”Dengan cara begini juga bisa”. Walaupun demikian, kita tidak dapat menutup mata akan kemampuan komputer jika digunakan sesuai kemampuannya. Pada bab terdahulu sudah disinggung keuntungan memanfaatkan komputer dalam mendapat berbagai informasi dengan mudah dari proses e‐procurement. Ditengah perkembangan teknologi yang pesat seperti sekarang ini, auditor harus mulai meninggalkan tehnik audit manual.
Gambaran auditor dengan kaca mata tebal, dengan kalkulator di tangan dan tenggelam di tumpukan dokumen, saat ini seharusnya sudah tidak ada lagi. Perkembangan teknologi telah masuk kerumah, kantor dan sekolah. Sudah saatnya perkembangan teknologi dimanfaatkan dalam dunia auditor internal.
Teknologi informasi telah mengubah cara penyimpanan, pemrosesan dan pengolahan data transaksi. Perkembangan teknologi membuat komputer makin cepat, efisien, mampu menyimpan memory dalam jumlah besar dan mampu melakukan kalkulasi yang rumit. Hal ini telah dimanfaatkan diberbagai bidang. Dalam bidang akuntansi, komputer telah memfasilitasi penyelenggaraan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.
Perbedaan karakteristik pemrosesan secara manual dan pemrosesan komputer antara lain sebagai berikut.
1. Jejak‐jejak transaksi (transaction trails) pemrosesan manual sangat berbeda dengan pemrosesan komputer. Jejak transaksi manual berupa ”kertas” dengan paraf, tanda tangan dan tanda thick mark. Jejak pemrosesan komputer tidak tampak dalam bentuk kertas namun tersedia dalam bentuk yang dapat dibaca komputer.
2. Pemrosesan transaksi secara seragam (uniform processing of transaction).
Pemrosesan komputer menempatkan transaksi sejenis pada instruksi pemrosesan yang sama. Sehingga menghilangkan terjadinya kesalahan tulis yang biasa terjadi pada proses manual. Sebaliknya, kesalahan proses komputer akan mengakibatkan kesalahan seragam pada transaksi yang sama.
Instansi pemerintah pusat sudah wajib untuk menerapkan aplikasi sistem akuntansi instansi (SAI), sistem informasi manajemen akuntansi barang milik negara (SIMAK BMN), dan berbagai aplikasi lainnya. Instansi pemerintah daerah tidak mau ketinggalan, berbagai aplikasi sudah diterapkan. Aplikasi pengelolaan keuangan untuk pemerintah daerah cukup beragam, misalnya sistem informasi manajemen daerah (SIMDA), sistem informasi pengelolaan keuangan daerah (SIPKD) dan sistem informasi manajemen keuangan daerah (SIMKADA) dan aplikasi lainnya. Perkembangan ini memunculkan berbagai implikasi, misalnya berkurangnya dokumen dalam bentuk kertas dan munculnya risiko‐risiko baru terkait penggunaan sistem informasi.
C. PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI AUDITOR INTERNAL
Auditor internal harus mempertimbangkan perkembangan teknologi untuk melakukan audit berbasis teknologi dan teknik analisis data lainnya.
Menurut Webber (2000), terdapat beberapa alasan mengapa auditor internal harus memberi perhatian lebih pada pemanfaatan teknologi informasi organisasi, antara lain sebagai berikut.
1. Adanya Risiko Kehilangan dan Kebocoran Data
Data telah menjadi sumber daya penting bagi organisasi. Kehilangan data dapat disebabkan karena virus, kerusakan server, hacker dan sebab lainnya. Hal ini akan menimbul kerugian organisasi dan kemungkinan tuntutan pihak ketiga.
2. Kesalahan Pengambilan Keputusan
Saat ini telah banyak organisasi memanfaatkan teknologi informasi untuk membantu pengambilan keputusan dengan memanfaatkan aplikasi Decission Support Systems (DSS).
3. Penyalahgunaan Komputer
Kecurangan banyak terjadi melalui penyalahgunaan akses langsung maupun on line. Penyalahgunaan akses serta kejahatan dunia maya (cyber crime) oleh peretas jaringan (hackers dan crackers) dapat menimbulkan kerugian bagi organisasi.
4. Kerugian kesalahan Proses
Kemampuan computer untuk melakukan proses rumit telah dimanfaatkan dalam proses bisnis organisasi. Namun bukan berarti hal ini tanpa risiko, terutama bila tidak dilakukan pengujian awal dan pengujian berkala.
5. Tingginya Nilai Investasi TI
Investasi yang dikeluarkan oleh organisasi untuk pengembangan teknologi informasi sangat besar. Audit sistem informasi dapat meningkatkan efektifitas investasi pada TI dimaksud.
Menurut ISACA (Information Systems Audit and Control Association) mendefinisikan “technology‐based audit” atau “Komputer Assisted Audit Technique (CAAT)” sebagai: automatisasi teknik audit, antara lain seperti Generalized Audit Software (GAS), pengujian data otomatis, audit program terkomputerisasi, dan audit sistem. Beberapa CAAT yang biasa digunakan antara lain Generalized Audit Software (GAS), yaitu software serbaguna yang dapat melakukan berbagai tugas auditor seperti pemilihan sample, pencocokan, penghitungan ulang dan pelaporan.
Program aplikasi audit yang banyak tersedia di pasaran adalah ACL (Audit Command Language) dan IDEA (Interactive Data Extraction and Analysis). ACL dan IDEA dapat membantu auditor dalam mencari transaksi sesuai kriteria yang ditentukan dari ribuan transaksi yang ada. Dalam proses perencanaan, aplikasi ini dapat membantu auditor menentukan jumlah populasi, mendapat data anggaran, dan realisasi tahun ini dan tahun sebelumnya, serta membantu melakukan trend analisis. Hasilnya auditor internal dapat memahami kegiatan organisasi yang diaudit tanpa harus meninggalkan meja kerjanya.
Pada tahap pelaksanaan penugasan, aplikasi audit dapat membantu dalam:
1. melakukan pengujian dan control hubungan;
2. menguji kontrol total;
3. mengelompokkan biaya dan pendapatan per‐bulan, per‐lokasi, dan per‐sumber anggaran;
4. memilih sample statistic; dan
5. membuat judgmental samples sesuai risiko atau materialitas.
Auditor dapat menggunakan tiga pendekatan dalam melaksanakan audit, yaitu: audit sekitar komputer (auditing around computer); audit melalui komputer (auditing through computer); dan audit dengan komputer (auditing with computer). Tiga pendekatan tersebut secara garis besar dapat dikelompokkan dalam dua cara, yaitu audit dengan komputer (audit with computer) dan audit tanpa komputer (audit without computer), sebagai berikut.
1. Audit Tanpa Komputer
Audit ini sering disebut dengan auditing around computer. Dalam audit ini pengujian hanya dilakukan sebatas pada masukan dan keluaran komputer saja, sedangkan penilaian pemrosesan sistem informasi diabaikan. Auditor mendapatkan dokumen sumber dalam bentuk hard copy atau dalam bentuk soft copy yang mudah dibaca komputer (Microsoft Excel). Keunggulan metode ini terletak pada kesederhanaannya dan dapat dipelajari oleh auditor yang memiliki kemampuan minimal dalam bidang komputer. Dalam metode ini, auditor menguji pengendalian input, menentukan hasil yang diharapkan dan membandingkan output dengan hasil yang diharapkan.
2. Audit dengan komputer
Dalam audit ini, auditor memanfaatkan Computer Assisted Audit Techniques (CAAT). Bentuk awal pendekatan ini adalah pemanfaatan komputer sebagai alat untuk melakukan dokumentasi, perhitungan, perbandingan dan sebagainya. Audit ini menguji pemrosesan data oleh sistem aplikasi komputer auditi dengan auditing through computer. Untuk memeriksa program komputer, auditor memasukkan data kedalam komputer untuk diproses dan dianalisis hasilnya. Hasil teknik ini lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan teknik audit di sekitar komputer. Namun demikian, teknik ini membutuhkan biaya dan tenaga ahli yang lebih berpengalaman.
Perkembangan selanjutnya, teknik audit ini mengarah pada penggunaan komputer dan software untuk mengotomatisasi prosedur audit. Software tersebut antara lain dapat dikelompokkan menjadi :
1. Generalized Audit Software (GAS)
GAS merupakan software audit serbaguna yang dapat digunakan untuk pemilihan data, pembandingan, perhitungan kembali dan pelaporan seperti ACL dan IDEA.
2. Specialized Audit Software (SAS)
SAS merupakan perangkat lunak yang dirancang secara khusus sesuai kebutuhan auditor untuk situasi audit tertentu. Meskipun pemrograman SAS dapat diserahkan pada programmer, namun auditor juga perlu memahami konsep pemrograman secara umum.
Komentar
Posting Komentar